China merupakan salah satu negara yang paling agresif dalam mendorong penggunaan kendaraan listrik (EV – Electric Vehicle). Dengan kebijakan yang ambisius, negara ini berhasil menjadi pasar mobil listrik terbesar di dunia. Pemerintah China menerapkan berbagai regulasi, subsidi, serta insentif untuk mempercepat transisi dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik demi mengurangi polusi udara dan ketergantungan pada impor minyak. Berikut adalah beberapa kebijakan utama pemerintah China dalam mendukung perkembangan industri mobil listrik.
1. Subsidi dan Insentif untuk Kendaraan Listrik
Salah satu strategi utama pemerintah China dalam mendorong adopsi mobil listrik adalah dengan memberikan subsidi dan insentif bagi produsen dan konsumen. Sejak awal 2010-an, pemerintah China memberikan subsidi besar kepada pembeli kendaraan listrik, dengan jumlah yang bervariasi berdasarkan jarak tempuh dan kapasitas baterai.
Beberapa ketentuan subsidi yang pernah diterapkan meliputi:
- Subsidi lebih besar untuk kendaraan listrik dengan jangkauan lebih dari 300 km.
- Pengurangan bertahap terhadap subsidi dengan target agar industri menjadi lebih mandiri.
- Fokus pada kendaraan listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicles/BEV) dibandingkan kendaraan hybrid.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, subsidi ini mulai dikurangi secara bertahap untuk mendorong industri agar lebih kompetitif tanpa terlalu bergantung pada dukungan pemerintah.
2. Kebijakan Kuota dan Kredit untuk Produsen Otomotif
China menerapkan sistem kredit kendaraan energi baru (New Energy Vehicle Credit – NEV Credit) yang mengharuskan setiap produsen mobil untuk memproduksi sejumlah kendaraan listrik sebagai bagian dari total produksi mereka.
Aturan ini menetapkan bahwa setiap produsen mobil harus memenuhi persentase tertentu dari total kendaraan yang diproduksi sebagai mobil listrik atau hybrid. Jika mereka gagal memenuhi target ini, mereka harus membeli kredit dari produsen lain yang berhasil memenuhi kuota. Kebijakan ini memaksa perusahaan otomotif untuk serius mengembangkan kendaraan listrik.
3. Investasi dalam Infrastruktur Pengisian Daya
Salah satu tantangan utama dalam pengembangan mobil listrik adalah ketersediaan infrastruktur pengisian daya (charging station). Untuk mengatasi ini, pemerintah China telah mengalokasikan dana besar untuk membangun jaringan stasiun pengisian daya di seluruh negeri.
Langkah-langkah yang dilakukan meliputi:
- Menargetkan pembangunan lebih dari 4,8 juta stasiun pengisian daya pada tahun 2030.
- Mewajibkan pengembang properti untuk memasang infrastruktur pengisian daya di kompleks perumahan baru.
- Mendorong penggunaan teknologi pengisian daya cepat (fast charging).
Dengan jaringan pengisian daya yang luas, China berhasil mengurangi kekhawatiran konsumen terkait keterbatasan jangkauan mobil listrik.
4. Larangan dan Pembatasan Kendaraan Berbahan Bakar Fosil
Beberapa kota besar di China, seperti Beijing, Shanghai, dan Shenzhen, telah menerapkan kebijakan ketat untuk membatasi penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil. Beberapa langkah yang telah diterapkan adalah:
- Pembatasan registrasi kendaraan berbahan bakar bensin: Di beberapa kota besar, mendapatkan izin registrasi untuk mobil berbahan bakar bensin menjadi sangat sulit dan mahal, sementara kendaraan listrik lebih mudah mendapat izin.
- Zona bebas emisi: Beberapa kota telah mulai menerapkan zona bebas emisi yang hanya mengizinkan kendaraan listrik untuk beroperasi di wilayah tertentu.
- Rencana pelarangan mobil bensin: China sedang mempertimbangkan rencana jangka panjang untuk melarang produksi dan penjualan mobil berbahan bakar bensin dan diesel di masa depan.
5. Pengembangan Teknologi dan Industri Baterai
Pemerintah China juga berinvestasi besar dalam pengembangan industri baterai, yang merupakan komponen paling mahal dalam kendaraan listrik. China saat ini adalah produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia, dengan perusahaan seperti CATL (Contemporary Amperex Technology Co. Ltd.) dan BYD yang mendominasi pasar global.
Dukungan pemerintah dalam pengembangan industri baterai meliputi:
- Insentif untuk perusahaan yang meneliti dan mengembangkan teknologi baterai baru.
- Pendanaan bagi proyek daur ulang baterai untuk meningkatkan keberlanjutan.
- Kebijakan untuk memastikan pasokan bahan baku seperti litium dan kobalt.
Dengan dominasi dalam industri baterai, China tidak hanya memperkuat ekosistem kendaraan listrik domestiknya tetapi juga menjadi pemimpin global dalam teknologi penyimpanan energi.
6. Kolaborasi dengan Swasta dan Perusahaan Teknologi
Pemerintah China bekerja sama dengan perusahaan otomotif dan teknologi untuk mempercepat pengembangan kendaraan listrik. Beberapa langkah yang dilakukan adalah:
- Mendorong perusahaan teknologi seperti Huawei, Xiaomi, dan Baidu untuk mengembangkan teknologi kendaraan listrik dan otonom.
- Mempermudah regulasi bagi perusahaan baru (startup) yang ingin memasuki industri kendaraan listrik, seperti NIO, Xpeng, dan Li Auto.
- Membantu pendanaan dan investasi bagi perusahaan yang berfokus pada inovasi kendaraan listrik.
Kolaborasi ini telah membantu menciptakan persaingan yang sehat di industri kendaraan listrik dan mendorong inovasi teknologi yang lebih maju.
7. Kebijakan Ekspor dan Ekspansi Global
Selain mendukung pasar domestik, China juga mendorong ekspor kendaraan listrik ke pasar internasional. Beberapa strategi yang digunakan adalah:
- Menjalin kerja sama dengan negara lain dalam hal pengembangan infrastruktur kendaraan listrik.
- Menawarkan insentif bagi produsen mobil listrik yang ingin berekspansi ke pasar luar negeri.
- Menggunakan diplomasi perdagangan untuk memperluas jangkauan ekspor kendaraan listrik China.
Hasilnya, merek-merek seperti BYD, NIO, dan MG (SAIC Motor) mulai dikenal secara global dan memasuki pasar Eropa, Asia Tenggara, dan Amerika Latin.
Kesimpulan
Pemerintah China telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung pengembangan kendaraan listrik melalui berbagai kebijakan seperti subsidi, regulasi kuota, investasi infrastruktur, serta pengembangan industri baterai. Berkat kebijakan ini, China kini menjadi pemimpin global dalam industri mobil listrik, dengan dominasi di pasar domestik maupun internasional.